Batas Kebutuhan Konsumsi Gula
Pada hakikatnya manusia dapat hidup normal dan sehat tanpa
menkonsumsi gula baik itu gula sukrosa maupun glukosa, apalagi gula sintesis.
Hal itu disebabkan keperluan tubuh manusia akan glukosa dalam darah dapat
dengan mudah dipenuhi oleh jenis karbohidrat lainnya, misalnya pati dan
dekstrin. Bahkan protein dan lemak yang telah masuk ke dalam tubuh dapat diubah
menjadi glukosa. Jadi, dari terminologi yang berlaku di bidang gizi, gula
termasuk senyawa yang tidak esensial. Artinya dapat disintesis oleh tubuh dari
bahan lain.
Manusia menkonsumsi gula degan alasan utama yaitu karena rasa
manisnya di samping kalorinya. Rasa manis diperlukan untuk memenuhi kepuasan
rasa. Gula penting sekali peranannya dalam teknologi pangan.
Semakin maju suatu
negara, industri makanan juga berkembang pesat baik jenis maupun jumlahnya,
sehingga pemanfaatan gula secara keseluruhan meningkat dan alhasil gula yang
dikonsumsi masyarakat juga meningkat.
Dibandingkan denan negara-negara Asean, rata-rata konsumsi gula
pasir di Indonesia masih rendah, yaitu 11,5 kg/orang/tahun. Konsumsi rata-rata
tersebut berkisar dari 2.39 kg/kap/tahu bagi golongan miskin sampai rata-rata
14.35 kg/kap/tahun bagi golongan mampu (Delima, 1987). Penduduk Kuba, rata-rata
konsumsi gulanya sekitar 70 kg/kap/tahun-tergolong tertinggi di dunia.
Sumber: dari buku karangan F.G. Winarno dengan Judul Pangan, gizi,
teknologi, dan konsumen, yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, pada tahun 1993 (halaman 49)
sumber gambar: www.meetdoctor.com
Komentar
Posting Komentar